Ternyata selain mengeluarkan
frekwensi tinggi, ponsel juga mengeluarkan bunga api (meskipun kecil
sekali, cuman seukuran 1 mikron. 1 mikron = 1/100 mm). Percikan api
ini timbul di sekitaran antena koil, akibat beda potensial tegangan
yang cukup tinggi.
Juga lampu LED (Light Emitting
Diode) yang juga mengeluarkan cahaya. LED yang dipakai pada HP berbeda
dengan LED yang dijual di pasaran elektronika. LED pada HP ternyata
"telanjang" (langsung terlihat filamen diodanya kontak dengan udara
bebas) beda dengan LED toko yang diberi selubung tabung dari plastik
sehingga filamennya terlindung.
Pada saat LED menyala, maka
akan timbul pijar. Nah pijar dan percikan api dari koil tadi yang
kadang-kadang bikin orang jadi berpikir paranoid meledak.
Percikan api dan LED tersebut
sebenarnya tidak cukup untuk menyulut uap bensin (benzena C4H8O12) di
udara terbuka. Tapi Lain cerita jika udara yang ada sudah cukup jenuh
sekali dengan uap bensin tersebut.
Jika cukup jenuh, maka uap
bensin tersebut akan dapat terbakar oleh percikan yang cukup kecil
tersebut. Efeknya ya ledakan. Jadi tidak ada salahnya kita tidak
menggunakan handphone saat di pengisian bahan bakar.
Kejadian ini sama saja dengan
tabung gas yang bocor di dalam rumah. Gas elpiji yang bocor akan
menempati bagian bawah rumah (lebih berat dari udara). Tapi gas elpiji
mempunyai tingkatan lebih tinggi dari bensin (lebih mudah terbakar
atau dengan kata lain oktannya tinggi).
Nah, kalau ada gas elpiji bocor
dalam rumah, berarti udara dalam rumah akan jenuh dengan gas elpiji.
Maka kita dilarang keras untuk menyalakan lampu listrik.
Sebenarnya bukan lampunya yang
bikin terbakar, tetapi percikan bunga api di saklar lampu pada saat
kita menyalakan lampu tersebut. Sering terjadi kan kalau kita
menyalakan lampu (apalagi yang wattnya tinggi), di saklarnya sering
muncul bunga api mercik?
0 komentar:
Posting Komentar